Halo sobat Payuung, para pemilik usaha dan kolega HR!
Sudah lebih dari setahun pandemi covid-19 berlangsung dan belum ada kepastian kapan akan berakhir. Krisis ini tidak hanya berdampak kepada kesehatan, namun juga menimbulkan krisis ekonomi dan bisnis. Ekonomi Indonesia masih mengalami resesi di kuartal pertama tahun 2021. PDB (Product Domestic Bruto) Indonesia di Q1 2021 turun 0,96% dari PDB Q4 2020 (QtoQ) dan lebih rendah 0,74% dibandingkan Q1 2020 (YoY). Namun demikian, tetap ada harapan terjadinya pemulihan ekonomi di tahun ini. Pemerintah optimistis di tahun 2021 ekonomi akan tumbuh pada kisaran 4,5% hingga 5,3%. Sementara Bank Indonesia (BI) memprediksikan pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,1% hingga 5,1%.
Pertumbuhan PDB Indonesia
Meskipun ada harapan lebih baik dari tahun sebelumnya, tahun 2021 ini masih menyimpan tantangan besar bagi perusahaan di Indonesia, terutama UKM. Surviving Mode masih harus dipasang, menimbang kondisi pasar yang masih labil akibat kasus covid-19 Indonesia yang masih belum berada di level aman. Belum pulihnya daya beli masyarakat dan hambatan operasional akibat pembatasan protokol kesehatan, membuat banyak perusahaan masih ‘struggle’ dengan pendapatan dan pengelolaan arus kasnya.
Perusahaan dengan modal besar memiliki keuntungan menghadapi kemungkinan pulihnya ekonomi ke depan. Namun tidak demikian untuk perusahaaulin dengan modal terbatas. Modal perusahaan banyak terkuras untuk bertahan sepanjang pandemi ini. Meskipun pasar diperkirakan mulai bergerak signifikan di akhir Q3 2021, kurangnya modal dapat menjadi hambatan untuk memulai operasional lebih cepat.
Selain masalah permodalan dan arus kas perusahaan, motivasi dan produktifitas karyawan juga menjadi tantangan tersendiri. Sebagian perusahaan melakukan pemangkasan jumlah atau pengurangan gaji karyawan tahun lalu. Paling tidak, mereka menahan peningkatan biaya termasuk biaya gaji. Kondisi ini dapat berdampak pada motivasi karyawan dan produktivitas karyawan. Padahal perusahaan harus mulai kembali memanaskan mesin bisnisnya, agar tidak ketinggalan ‘start’ saat ekonomi pulih.
Ketika dihadapkan pada sumber daya yang terbatas, prioritisasi tentu menjadi hal yang penting. Perusahaan tentu memberikan prioritas alokasi modalnya kepada program-program yang langsung berdampak pada pemasukan kas perusahaan (penjualan). Namun demikian, kesejahteraan karyawan tentu tidak bisa dilupakan. Merekalah yang membuat seluruh program dan strategi perusahaan terlaksana. Namun, dengan modal yang terbatas dan bisnis yang belum pulih benar, hal ini adalah dilema bagi perusahaan.
Berbicara kesejahteraan karyawan, tidak melulu pada besarnya gaji. Seperti pada sharing kita sebelumnya ‘Mengenal Lima Elemen Kunci Total Rewards : Perusahaan Maju, Karyawan Sejahtera’, ada 5 elemen dari total reward, di mana kompensasi tunai (gaji) adalah salah satu saja dari elemen kunci. Ada empat elemen kunci lain, mencakup benefits (asuransi), work-life, performance & recognition dan development & career opportunities. Empat elemen non kompensasi ini lazim juga disatukan sebagai benefits (greater benefits). Riset membuktikan bahwa benefit adalah alasan nomor dua karyawan bertahan di Perusahaan.
Yang tidak banyak disadari banyak pemilik usaha dan kolega HR adalah benefits tidak harus mahal. Benefits sebagai elemen dari total rewards memiliki keunikan karena memiliki banyak opsi dan karena non-cash, ia memiliki nilai persepsi yang tidak selalu bisa dibandingkan secara nominal. Artinya, benefits yang tepat bisa saja menaikkan motivasi dan retensi karyawan lebih tinggi meskipun dengan biaya yang lebih rendah dari benefit lain atau rencana kenaikan gaji tahunan. Desain benefit sangat menentukan!
Dengan anggaran yang terbatas di masa pandemi ini, perusahaan sebenarnya dapat menyeimbangkan cash flow dan benefit karyawan. Bagaimana caranya? Berikut 5 langkah yang bisa dilakukan.
1. Antisipasi Penurunan Penjualan (Cash-in Revenue)
Tetap lanjutkan inisiatif-inisiatif untuk mengantisipasi penurunan penjualan akibat pandemi. Pilihan strateginya dapat mencakup pemberian promo khusus untuk produk saat ini sampai ke diversifikasi produk atau pivoting model bisnis. Dengan demikian cash-in dari penjualan tetap masuk meskipun jumlahnya tidak seperti kondisi normal.
2. Antisipasi Penurunan Kesehatan Keuangan Perusahaan
Lakukan antisipasi penurunan kesehatan keuangan perusahaan dengan melakukan program seperti pengetatan anggaran, penjualan aset-aset yang kurang produktif atau mencari pembiayaan dana talangan dari eksternal (lembaga pembiayaan) sehingga menjamin kas tetap tersedia untuk keberlanjutan operasional.
Pembiayaan Invoice – Payuung.com
Salah satu opsi pembiayaan dana dari eksternal adalah invoice financing. Selain melalui perbankan, perusahaan juga dapat memperoleh invoice financing dari platform financial technology (fintech), contohnya melalui platform Payuung Bisnis (Payuung.com). Payuung bekerjasama dengan Investree (P2P Lending) menyediakan produk invoice financing berakad syariah untuk perusahaan UKM dengan maksimal pembiayaan Rp. 2 milyar per invoice atau PO yang diterima. Untuk mendapatkan pembiayaan perusahaan tinggal mengalihkan pembayaran dari pelanggan saat jatuh tempo nanti kepada pihak Investree. Saat ini Investree menerima pengalihan invoice dari bowheer yang masuk dalam list mereka. Data tersebut bisa dicek di platform Payuung bagi pengguna yang telah terdaftar di Payuung. Oya, tidak ada biaya membership untuk Perusahaan register di Payuung.
3. Modifikasi Komponen Remunerasi
Lakukan modifikasi komponen remunerasi dengan memperbesar porsi pendapatan variabel, seperti komisi, Insentif dan benefit. Juga lakukan penyesuaian target agar lebih realistis untuk dicapai. Akan lebih baik jika Perusahaan memberikan fleksibilitas dalam kehadiran selama pandemi, seperti dengan pola kerja WFH atau campuran WFH-WFO.
Selain itu upayakan untuk tidak melakukan pemangkasan jumlah karyawan, kecuali terpaksa. Perusahaan bisa melakukan inisiatif-inisiatif seperti penyusunan ulang posisi pekerjaan (kalibrasi organisasi), penggunaan teknologi untuk memudahkan operasional, dan benefit khusus bagi karyawan untuk menjaga motivasi dan semangat mereka selama masa pandemi.
4. Pahami Kondisi Kesehatan Keuangan Karyawan
Meskipun perusahaan melakukan pengetatan anggaran untuk bertahan selama pandemi, tetap perhatikan kondisi kesehatan keuangan karyawan untuk menjaga motivasi mereka tetap produktif. Kebutuhan-kebutuhan finansial karyawan dapat dibantu dengan menyediakan fasilitas pinjaman karyawan. Sulit? Tentu sulit jika dana harus disediakan perusahaan. Cara untuk mengadakannya adalah dengan mengambil fasilitas pinjaman karyawan yang disediakan oleh pihak eksternal.
Pinjaman/Pembiayaan Karyawan – Payuung.com
Salah satu opsi pinjaman karyawan adalah melalui fasilitas pinjaman/pembiayaan karyawan yang disediakan oleh platform financial technology (fintech), seperti melalui platform Payuung Karyawan. Payuung bekerja sama dengan KoinWorks dan Alamin Sharia (P2P Lending) menyediakan produk pembiayaan syariah karyawan multiguna. Caranya mudah, perusahaan tinggal mengajukan fasilitas pembiayaan melalui akun payuung mereka. Ketika fasilitas telah diaktifkan, karyawan perusahaan atas izin atasan dapat mengajukan pinjaman/pembiayaan. Tersedia dua tipe perjanjian, dengan akad syariah dan konvensional.
5. Apresiasi Prilaku Positif Karyawan
Kondisi bekerja masa pandemi dapat mempengaruhi psikologis karyawan yang berdampak pada motivasi dan produktifitas. Apresiasi sangat diperlukan untuk menjaga semangat dan penyelaraskan motivasi karyawan dengan tujuan perusahaan, untuk melewati krisis bersama-sama. Tidak ada budget? Sekali lagi, benefit tidak harus mahal. Apresiasi dapat diberikan meskipun sebatas voucher pulsa bagi karyawan yang tidak pernah terlambat meeting online atau yang paling menunjukkan inisiatif tinggi selama masa pandemi ini.
Produk Wellness Karyawan untuk Apresiasi Karyawan
Beraneka macam produk voucher yang dilengkapi dengan digital greeting card dapat dibeli dengan harga ekonomis, mulai Rp. 10 ribu/voucher di platform Payuung. Selain voucher, pengguna juga bisa membeli bermacam barang yang bisa dijadikan gift dan apresiasi. Sehingga meski situasi sulit, semangat dan keceriaan dalam tim tetap bisa dijaga.
Kelima langkah di atas dapat menjadi cara untuk menciptakan keseimbangan cash flow perusahaan dengan benefit karyawan. Keseimbangan tersebut akan membantu perusahaan membangun soliditas organisasi untuk melewati krisis selama pandemi, sekaligus mempersiapkan diri lebih baik ketika ekonomi pulih kembali.
Oke sobat Payuung, pemilik usaha dan kolega HR. Demikian dulu sharing kita kali ini. Tunggu artikel-artikel lain dari saya. Saya akan mengajak sobat sekalian untuk membahas topik-topik seputar HR, kompensasi, benefits, perencanaan keuangan perusahaan dan keluarga. Sampai jumpa!
Else Fernanda, CHRP, CFP®
Related posts
Cara Hidup Tenang Tanpa Hutang
Subscribe Now
* You will receive the latest news and updates on your favorite news